Tuesday, February 7, 2012

Pengembangan Web Sekolah

Banyak tersedia di internet berbagai aplikasi web yang menyediakan konten pendidikan untuk sekolah. Konten-kontent tersebut harus dipilih dan dikelola guru sebelum digunakan, termasuk media pembelajaran yang relevan untuk digunakan. Ketika media elektronik ini akan digunakan secara intensif untuk pembelajaran di sekolah, maka diperlukan kecepatan akses internet yang tinggi sehingga bisa memenuhi seluruh koneksi yang diperlukan oleh para guru dan siswa. Suatu kendala dalam hal ini adalah biaya bandwidth tinggi yang harus dibebankan ke sekolah.

Suatu alternatif solusi adalah mengembangkan web sekolah sendiri yang menyediakan semua perangkat yang diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah baik untuk siswa maupun guru. Ketika semua perangkat pembelajaran ini tersedia dalam web sekolah, maka kebutuhan konten yang diperlukan guru dan siswa bisa diakses langsung dari web server lokal di sekolah. Dengan demikian kebutuhan akan bandwidth tinggi untuk koneksi internet tidak lagi diperlukan.

Untuk mengimpelemntasikan web sebagai platform dalam sistem pembelajaran di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para stakeholders dan tim yang akan melakukan pengembangan. Komponen pembangun tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Infrastruktur Jaringan Komputer;
  2. Pusat Data;
  3. Aplikasi dan Perangkat Lunak;
  4. Strategi Pengembangan.

1. Infrastruktur

Komponen pertama yang harus disiapkan dalam menerapkan ICT untuk mendukung sistem pembelajaran di sekolah adalah infrastruktur jaringan komputer. Kondisi jaringan komputer ini sangat menentukan kualitas berfungsinya aplikasi yang akan digunakan. Jaringan komputer harus menjamin kualitas transmisi data yang diperlukan oleh pengguna ke server, khususnya untuk mengakses objek-objek multimedia yang memerlukan lebar pita tinggi. Oleh karena itu spesifikasi perangkat yang digunakan harus disesuaikan dengan desain jaringan, jumlah komputer client yang akan terkoneksi dan kompleksitasnya.

Secara khas infrastruktur sederhana yang perlu dibangun adalah jaringan komputer lokas atau LAN (local area networks). LAN ini bisa diberikan akses ke internet dengan memasang modem ADSL untuk menghubungkan LAN ke penyedia layanan internet (ISP). Selain itu diperlukan router apabila modem ADSL tidak menyediakan router di dalamnya.

2. Pusat Data

Untuk memberikan layanan ke komputer-komputer pengguna yang terhubung ke jaringan komputer maka diperlukan pusat data (data center). Pusat data harus dibuat khusus, dimana AC dan sumber daya listrik harus mencukupi untuk keamanan server dan perangkat jaringan lainnya yang berjalan terus menerus.

Beberapa perangkat penting yang menempati ruang pusat data ini adalah server, modem, router dan switch. Server yang harus disediakan sangat bergantung pada kebutuhan, tetapi setidaknya server harus memiliki tempat penyimpan data serta prosesor dan memori yang mencukupi. Secara lebih kompleks kebutuhan akan perangkat keras dan hubungan antar komponen-komponen bisa dilihat seperti pada gambar berikut (Laudon, 2010).

Figure 3 Hubungan antar komponen pada suatu jaringan komputer.

3. Aplikasi dan Perangkat Lunak

Ketersediaan komputer server di pusat data adalah untuk memberikan layanan bagi para pengguna. Untuk membangun sebuah web sekolah paling tidak tersedia beberapa layanan penting seperti: (i) layanan web, (ii) layanan berbagi berkas, dan (iii) layanan e-mail.

Untuk memberikan layanan-layanan tersebut diperlukan perangkat lunak yang harus diinstal dan dikonfigurasi di komputer server. Untuk membangun web server dinamis, dimana arsitektur 2-tiers bisa diterapkan dan aplikasi berbasis CMS (content management system) bisa digunakan, maka diperlukan beberapa perangkat lunak.

Saat ini tersedia paket perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun server di atas, antara lain LAMP, CGI, ColdFusion, Java/J2EE dan .NET. Dari paket-paket tersebut adalah LAMP, suatu paket software yang berbasis open source dan cocok digunakan untuk keperluan web sekolah. LAMP adalah paket software yang terdiri dari Linux (sistem operasi), Apache (web server), MySQL (database), dan PHP (bahasa pemrograman). Salah satu keuntungan perangkat lunak sumber terbuka ini adalah ketersediaannya di internet yang bisa diunduh secara gratis dan mudah untuk pemutahirannya.

Aplikasi web yang utama untuk membangun web sekolah untuk mendukung sistem pembelajaran adalah perangkat lunak pengelola pembelajaran elektronik (e-learning system), perpustakaan digital (e-library), portal sekolah, dan blog. Untuk membangun e-learning system ada beberapa pilihan perangkat lunak yang bisa digunakan baik yang berbayar maupun yang berbasis sumber terbuka, seperti Moodle, Clareon dan Doceos. Aplikasi ini berbasis Conten Managementy System (CMS) yang siap diinstal dan hanya mamerlukan pengaturan sesuai keperluan. Dengan aplikasi web ini maka silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, buku referensi, latihan soal, quiz dan bahan ujian bisa disediakan melalui web.

4. Manajemen dan Strategi Pengembangan

Untuk menyelenggakan pembelajaran dengan sistem pembelajaran elektronik diperlukan suatu perencanaan dan tahapan jelas. Selain mempersiapkan infrastruktur, pusat data, server dan aplikasi online yang syaratkan, sekolah juga harus melakukan perencanaan pengelolaan dan strategi pengembangannya. Pengembangan web dilakukan melalui empat tahap sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.

Figure 4 Tahap implementasi pengembangan web

Pengumpulan perangkat pembelajaran.

Pengumpulan perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, bahan ajar, media pembelajaran, instrumen tes/kuis. Perangkat pembelajaran ini dikumpulkan untuk semua mata pelajaran.

Konversi ke format digital

Perangkat pembelajaran yang masih dalam format cetak perlu digitalisasi sehingga bisa diunggah ke server.

Pengunggahan ke server

Pengunggahan perangkat pembelajaran ke server harus dilakukan oleh tenaga admin yang memahami struktur mata pelajaran dan kurikulum yang berlaku di sekolah.

Pemanfaatan

Untuk memberikan manfaat secara optimal dari sistem aplikasi yang telah dikembangkan maka perlu diseminasi dan workshop untuk para guru untuk menggunakannya.

Untuk melakukan pengelolaan dan strategi pengembangan web pembelajaran secara profesional, perlu diperhatikan beberapa komponen penting yang saling terkait, sebagai berikut: Learning Content Development System (LCDS), Learning Content Management System (LCMS), Learning Management System (LMS), Learning Delivery System (LDS). Hubungan antar komponen tersebut dalam suatu model standar ditunjukkan pada gambar berikut.

Figure 5 Hubungan antar komponen dalam pengembangan web pembelajaran

LCDS merupakan sistem pengembangan konten web yang meliputi objek grafis dan objek multimedia. Dalam LCMS hasil pengembangan konten dan objek diintegrasikan menjadi satu bagian terstruktur untuk tujuan pembelajaran. Hasil integrasi kemudian dikelola untuk digunakan dalam LMS. Dokumen pembelajaran yang telah diintegrasikan menjadi material LMS kemudian bisa didistibusikan melalui LDS sehingga bisa sebagai kelas virtual bagi para siswa yang belajar.

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pengembangan web untuk pembelajaran selain memerlukan pengembangan infratruktur juga pengelolaan dan strategi pengembangan yang tidak sederhana. Karena itu di samping kebutuhan akan komponen-komponen di atas juga memerlukan sumber daya manusia yang kompeten. Di samping itu komitmen dari setiap unsur di institusi termasuk stakeholders sangat menentukan keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan sistem ini.

Daftar Pustaka

1. Belcher, John W. “The TEAL Project “Technology Enabled Active Learning”, URL = http://web.mit.edu/jbelcher/www/TEALref/TEAL.pdf , 2005. diakses pada 17 April 2007.

2. Januszewski, A. and Molenda, M. Educational Technology: A Definition with Commentary, New York: Taylor & Francis Group, Lawrence Erlbaum Ass., 2008.

3. Laudon Kenneth C., Laudon Jane P. (2010), Management Information System, 10th Edition. Mc.Graw-Hill Book Company, International Edition. New York

4. Lim, C.P., Chai, C., S., and Churchill, D. Leading ICT in Education Practices, Microsoft Corp, 2010.

5. O'Brien, J. (2003). Introduction to Information Systems, 11 Ed. McGraw-Hill.

6. Simarmata, J. (2010). Rekayasa Web, Penerbit Andi.

7. Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. John Wiley & Sons.

8. UNESCO. (2002). Information and Communication Technology in Education: A Curriculum for Schools and Programme of Teacher Development.

Web dan Sistem Pembelajaran

Ketersediaan web di internet yang menyediakan berbagai bahan belajar, informasi dan pengetahuan yang sangat lengkap memungkinkan para siswa bisa mencari dan memperoleh informasi dan pengetahuan sendiri sesuai dengan yang diinginkan. Proses pembelajaran sebenarnya tidak harus selalu terkendala oleh keberadaan tempat seperti ruang kelas tetapi bisa dilakukan siswa dimana saja dengan memanfaatkan internet.

Proses pembelajaran tradisional, dimana guru memainkan peranan sentral dalam proses pembelajaran dan siswa berperan reseptif, tentu saja tidak lagi relevan. Pendidikan progresif yang dikembangkan di abad ke-19 yang telah menggantikan kurikulum tradisional dengan pendekatan pembelajaran aktif (active learning) dan kerja kelompok. Pembelajaran berpusat pada guru diganti dengan pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning, SCL). Dalam SCL siswa menjadi fokus dalam proses pembelajaran dan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Siswa diberi keleluasaan dalam menentukan sendiri aktivitasnya di kelas untuk membangun pengetahuannya sesuai dengan kompetensi yang akan dicapainya. Sistem pembelajaran berpusat pada siswa ini harus dirancang melalui kurikulum untuk dapat memperkuat motivasi siswa, meningkatkan komunikasi antar siswa, mengurangi perilaku yang mengganggu, membangun hubungan siswa-guru, meningkatkan pendekatan pembelajaran aktif, dan meningkatkan tanggung jawab belajar.

Untuk memfasilitasi sistem pembelajaran tersebut, kini telah tersedia berbagai aplikasi web yang dikeluarkan oleh berbagai pengembang perangkat lunak. Aplikasi web tersebut secara umum terdiri dari beberapa jenis: (1) aplikasi web yang dirancang untuk memberikan fasilitas pembelajaran, dan (2) web yang menyediakan media pembelajaran interaktif.

Aplikasi web yang didisain untuk memberikan fasilitas pembelajaran aktif antara lain adalah ThinkQuest dari Oracle Foundation. Perangkat lunak ini dirancang berdasarkan konsep 21st Century Skill atau 21st Century Learning dengan menekankan pada model pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Dengan aplikasi ini guru bisa membentuk kelompok siswa untuk mengerjakan suatu proyek dengan fokus yang berbeda. Hasil kerja kelompok kemudian diunggah ke web. Siswa lain bisa membaca mengomentari hasil percobaan teman lainnya, mendiskusikan dan membuat kesimpulan berdasarkan data dan diskusi kelompok ini. Dalam skenario ini pembelajaran dilakukan secara kolaboratif, dimana pengetahuan dibangun secara bersama dengan cara yang bervariasi sesuai dengan kreativitas dan keinginan siswa. Di sini siswa dituntut belajar bekerjasama dalam tim, mengeksplorasi pengetahuan secara bersama-sama dan mengkomunikasikan hasilnya.

Figure 1 Oracle ThinkQuest mendukung pembelajaran kolaboratif dan berbasis proyek.

Web yang menyediakan media pembelajaran interaktif kini semakin banyak ditemukan di internet. Web jenis ini sangat penting bagi para guru untuk menyampaikan konsep pembelajaran secara menarik. Bagi guru bidang eksakta seperti ilmu pengetahuan alam dan matematik kebutuhan akan media pembelajaran sangat tinggi. Banyak konsep yang sulit dipaparkan di kelas tanpa visualisasi yang baik. Pada beberapa konsep matematika dan fisika bahkan memerlukan visualisasi 3D. Gerak partikel dalam ruang akibat interaksi medan magnetik misalnya akan tampak jauh lebih mudah dipahami daripada sekedar plot grafik. Demikian juga dalam menjelaskan fenomena kelistrikan, kemagnetan, dan interferensi gelombang pada mata pelajaran fisika yang umumnya sulit dijelaskan tanpa visualisasi tinggi. Upaya memberikan visualisasi terhadap sejumlah fenomena fisika tersebut telah dikembangkan antara lain oleh Massachusett Institute of Technology (MIT) dalam proyek Technology Enabled Active Learning (TEAL) dan University of Colorado yang mengembangkan interactive simulation PhET. Beberapa simulator yang mereka kembangkan bisa dilihat pada gambar berikut.

Figure 2 Media pembelajaran yang dikembangkan untuk pembelajaran fisika.

Internet dan Web

1. Teknologi Internet

Salah satu pemanfaatan ICT yang paling populer dan luas penggunaannya adalah internet. Internet adalah jaringan komputer global yang saling terhubung menggunakan protokol yang distandarisasi untuk berbagi informasi. Komputer yang terhubung dalam jaringan internet memungkinkan kita bisa berkomunikasi dengan komputer lain dalam jaringan atau mendapatkan data dan informasi. Pemanfaatan internet tersebut terkait dengan ketersediaan layanan internet seperti WWW, FTP, dan E-mail.

World Wide Web (WWW) atau sering disingkat web saja adalah salah satu aplikasi internet yang paling populer. Web digunakan antara lain untuk mencari informasi dan menampilkan informasi atau dokumen yang disediakan oleh komputer lain dalam jaringan. Dalam web dokumen ditulis dengan format standar HTML (Hypertext Markup Language). Sedangkan informasi lainnya seperti foto, video dan lain-lain disimpan dalam format grafis (JPG, PNG, GIF) dan objek multimedia (seperti Shockware, WAV). Dokumen-dokumen web adalah dokumen hypertext dimana dokumen-dokumen bisa terhubung dengan dokumen-dokumen lainnya melalui suatu link. Dokumen-dokumen tersebut harus ditempatkan pada komputer server agar bisa diakses oleh komputer lain dalam jaringan.

Untuk bisa menampilkan dokumen atau halaman web diperlukan suatu browser pada komputer pengguna (client). Browser memberikan antarmuka grafis bagi pengguna dan bertanggung jawab berkomunikasi dengan web server. Komunikasi ini dilakukan dengan protokol HTTP, sebuah protokol client/server yang distandarisasi. Server memproses permintaan dan merespon dengan mengirim informasi ke client. Informasi yang dikirim kemudian diterjemahkan oleh browser untuk kemudian ditampilkan di layar komputer.

Untuk bisa melayani permintaan browser atau PC client dalam jaringan sebagaimana didiskusikan di atas, ada beberapa model arsitektur yang bisa dikembangkan di sisi server. Arsitektur mana yang digunakan sangat bergantung pada tujuan dan kompleksitas dari aplikasi web yang dikembangkan. Untuk aplikasi web sederhana cukup menggunakan arsitektur 2-lapis, dimana permintaan client ditunjuk langsung pada halaman HTML statis tanpa memerlukan proses logika atau mengakses database terpisah. Sedangkan untuk aplikasi web dinamis dan kompleks setidaknya menggunakan model arsitektur 3-lapis.

Dengan kecepatan akses internet yang semakin tinggi suatu komputer client yang terhubung jaringan internet bisa secara paralel menjalankan web browser dan software lain mengakses beberapa layanan yang tersedia. Layanan-layanan ini mungkin disediakan pada suatu komputer server tunggal atau pada server khusus.

Ada sejumlah layanan internet yang sangat penting dan bisa didayagunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan. Layanan-layanan tersebut diantaranya adalah FTP (File Transfer Protocol), E-mail dan tentu saja web. FTP bermanfaat untuk mengakses berkas (file) yang ditempatkan pada suatu komputer (host) dalam jaringan, atau sebaliknya menempatkan berkas pada komputer lain dalam jaringan. Sedangkan layanan E-mail berguna sebagai media pengiriman surat elektronik. Sejumlah alamat E-mail bisa digabung dalam suatu mailing-list, sehingga akan memudahkan dalam pengiriman surat edaran, pengumuman atau membentuk forum diskusi. Banyak tersedia program aplikasi berbasis GUI (Graphic User Interface) untuk FTP baik untuk sistem Linux (misalnya KBear) dan sistem Windows (misalnya WinSCP).

2. Web dan Pendidikan

Web sangat potensial dikembangkan untuk berbagai keperluan termasuk untuk pendidikan. Jumlah web terus bertambah sejalan dengan peningkatan jumlah komputer yang terhubung ke internet. Kondisi ini tentu saja menguntungkan, apalagi semakin banyaknya situs-situs web yang dirilis khusus untuk menyediakan konten-konten pendidikan. Sekarang kita bisa mendapatkan berbagai macam materi pendidikan di internet baik dokumen bertentuk teks, buku elektronik (e-book), jurnal elektronik (e-journal), media pembelajaran interaktif, kamus, bahkan ensiklopedi.

Jutaan web dan dokumen tersebut tersebar di berbagai server di internet. Namun kita bisa menemukannya dengan memanfaatkan mesin pencari (search engine) seperti yang disediakan oleh Google. Dengan bantuan mesin pencari ini internet laksana sebuah perpustakaan raksasa yang menyediakan sumber pengetahuan dan informasi tanpa batas.

Mengapa Web Sekolah?

Perkembangan sains dan teknologi, khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang demikian pesat telah berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan baik industri, perdagangan, pemerintahan, militer, maupun pendidikan. Perkembangan ini telah mengubah cara manusia dalam beraktivitas, bekerja, bersosialisasi, bahkan dalam belajar. Perkembangan ini membawa ICT menjadi fondasi bagi kehidupan masyarakat modern di era informasi saat ini.

Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Information and Communication Technology (ICT) merupakan seperangkat teknologi dan sumber daya yang digunakan untuk komunikasi dan membuat, menyebarkan, menyimpan dan mengelola informasi. Penerapan ICT secara luas telah menciptakan perubahan-perubahan dalam pekerjaan. Di bidang bisnis saat ini telah banyak perusahaan yang menerapkan sistem e-commerce untuk menjangkau transaksi secara lebih luas untuk memudahkan pemesanan seperti pada perusahaan penerbangan dan perbankan. Bahkan banyak perusahaan yang telah menerapkan e-business untuk mengintegrasikan aplikasi-aplikasi inti perusahaan secara lintas fungsi dan lintas perusahaan. Dengan semakin tingginya tingkat kompetisi banyak perusahaan memanfaatkan ICT untuk membangun keunggulan kompetitif mereka seperti dalam menciptakan diferensiasi, mengembangkan inovasi, melakukan pertumbuhan dan aliansi (O'Brien, 2003). Tren ini ternyata tidak hanya terjadi pada perusahaan besar saja, tetapi juga pada banyak perusahaan tingkat menengah pada sektor real, sebagaimana pada toko dan pasar swalayan.

Perkembangan ini pada akhirnya mendorong kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki kompetensi-kompetensi baru sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dalam (UNESCO, 2002) disebutkan ada tujuh kompetensi penting: kemampuan berpikir kritis, wawasan luas, kompetensi ICT, mengambil keputusan, penanganan situasi dinamis, bekerja dalam tim, dan berkomunikasi secara efektif. Sesuai dengan kebutuhan tersebut maka sistem pendidikan harus dikembangkan agar bisa menghasilkan lulusan dengan kompetensi sebagaimana yang diperlukan.

Pemanfaatan ICT yang semakin luas juga mengubah cara manusia dalam memperoleh informasi dan pengetahuan. Media cetak seperti buku yang dahulu merupakan sumber informasi utama, kini telah bergeser. Teknologi internet memungkinkan masyarakat bisa memperoleh informasi dan pengetahuan secara mudah dan cepat tanpa kendala batasan geografis. Sehingga bagi masyarakat modern internet bagaikan perpustakaan raksasa atau gudang pengetahuan, dimana berbagai material seperti modul pelatihan, buku elektronik (e-book), konten-konten dan dokumen-dokumen bisa diperoleh dengan mudah. Sejalan dengan perkembangan teknologi multimedia, web kini melengkapi konten-kontennya dengan berbagai objek multimedia seperti video dan animasi grafis yang menjadikan web semakin menarik. Kemampuan ini mampu menyajikan objek-objek yang selama ini sulit ditampilkan secara visual.

Kemudahan tersebut telah membawa perubahan pada sistem pendidikan di sekolah. Sistem pembelajaran telah bergeser dari pembelajaran berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning, SCL). Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan, karena para siswa saat ini bisa memperolehnya secara aktif melalui internet. Dengan bantuan teknologi ini para siswa bisa memperoleh berbagai informasi untuk mengerjakan tugas-tugas atau mencari jawaban atas suatu masalah. Di sini peran guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi sebagai fasilitator yang harus membimbing para siswa memperoleh pengetahuan sesuai dengan kurikulum. Walau demikian guru tetap berperan dalam pembelajaran dalam merencanakan, mempersiapkan dan memfasilitasi pembelajaran agar pembelajaran lebih berkualitas dan mencapai tujuan dan kompetensi yang diharapkan.

Untuk mengantisipasi kebutuhan dan tuntutan masyarakat sejak beberapa tahun terakhir sekolah-sekolah telah memasukkan ICT dalam kurikulum dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah. ICT di sekolah diimplementasikan sebagai disiplin ilmu untuk memberi bekal kompetensi ICT bagi siswa. Selain itu ICT juga telah banyak dimanfaatkan untuk mendukung administrasi sekolah dan sarana pembelajaran.